Penelitian multidisipliner yang dilakukan oleh tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya fokus pada pengembangan sistem transportasi cerdas (Intelligent Transportation System/ITS) berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. Sistem ini dirancang untuk mengelola arus lalu lintas secara real-time dengan bantuan kamera pengawas, sensor kendaraan, serta algoritma pengenalan objek menggunakan model YOLO (You Only Look Once) versi terbaru.
Melalui sistem ini, kendaraan yang melanggar aturan lalu lintas, seperti menerobos lampu merah atau parkir sembarangan, dapat dideteksi secara otomatis dan langsung ditindak melalui sistem tilang elektronik. Selain itu, data yang dikumpulkan digunakan untuk memprediksi kemacetan dan mengatur durasi lampu lalu lintas secara dinamis sesuai kepadatan jalan. Simulasi yang dilakukan menunjukkan bahwa sistem mampu mengurangi waktu tunggu rata-rata kendaraan hingga 30% pada jam sibuk.
Keunggulan lain dari sistem ini adalah integrasinya dengan aplikasi navigasi publik yang memberikan rekomendasi rute alternatif berbasis kondisi lalu lintas terkini. Aplikasi ini juga memberi peringatan dini apabila pengguna mendekati wilayah rawan macet atau sedang terjadi kecelakaan. Data tersebut dikumpulkan melalui kombinasi edge computing di simpang jalan serta pemrosesan cloud di pusat data kota.
Dalam implementasinya, tim peneliti bekerja sama dengan Dinas Perhubungan serta Satlantas setempat untuk pengujian lapangan. Beberapa titik uji coba telah dilakukan di sekitar Jalan Ahmad Yani dan Margorejo Surabaya, dan menunjukkan hasil yang positif dalam mengurangi pelanggaran serta meningkatkan disiplin berkendara.
Dari sisi keberlanjutan, sistem ini dirancang agar dapat dikembangkan dan diintegrasikan dengan data transportasi publik seperti TransJakarta atau Suroboyo Bus. Peneliti juga menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam sistem transportasi cerdas ini, dengan membuka akses data non-pribadi kepada publik untuk penelitian lanjutan dan pengembangan inovasi berbasis komunitas.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal dalam perwujudan smart city di Indonesia, yang tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga pada efisiensi, keselamatan, dan partisipasi warga. Langkah selanjutnya mencakup replikasi sistem ini di kota-kota menengah seperti Malang, Yogyakarta, dan Makassar dengan penyesuaian terhadap karakteristik lalu lintas lokal.